Acara yang di gelar Setahun sekali ini di awali dengan upacara ritual mendak tirta dan Ngilahan Kebo dalam rangka Pujawali Pura Lingsar
Acara ini di hadiri sekitar 800 orang peserta yang terdiri dari gabungan umat hindu dari pihak-pihak Puri Pamotan Cakranegara, perwakilan banjar tragtag, pemangkalan, Puri Karang Bayan serta umat muslim sasak dari Kemaliq lingsar
seusai pelaksanaan persembahyangan mendak tirta, gabungan umat hindu dan muslim kemalik Lingsar melakukan prosesi ngilahan kebo yang di laksanakan dengan mengarak 1 ekor kerbau untuk mengelilingi kompleks pura gaduh dan kemalik sebanyak 3 kali putaran,
Buya Subki Sasaki, Ketua FKUB NTB menerangkan acara Mendak tirta dan ngilahan kebo Bagi Muslim mempunyai Filosopi Tawaf yaitu berputar 3 kali mengelilingi ka'bah, sedangkan pemilihan kerbau menurut buya Subki Sasaki yakni menjaga perasaan umat hindu yang tidak memperbolehkan menggunakan sapi.
" Saya selaku Ketua FKUB NTB menghimbau kepada generasi selanjutnya agar acara perang topat tidak hanya sebagai acara ceremonial semata, namun juga bisa dilakukan kajian kajian dan juga mensosialisasikan tentang filosopi - filosopi kerukunan, perdamaian dan harmonisasi yang terdapat di seluruh piranti-piranti acara perang topat tersebut." Ungkapnya
Buya subki berharap agar keharmonisan antar umat beragama ini tetap terjaga dan tetap menjaga kearifan lokal yang di wariskan kepada kita selaku generasi selanjutnya.
FKUB NTN akan mengawal dan mengemas ritual puja wali dan perang topat mejadi evicentrum pariwisata dunia, akan mengundang dubes india, menteri pariwisata dan meteri agama untuk hadir.
Social Footer