Lombok Barat - Atlet cabang olahraga BMX Freestyle Losandia Oktadinata (30) asal Dusun Paok Kambut desa Telaga Waru Kecamatan Labuapi kabupaten Lombok Barat berhasil mengharumkan nama NTB dan Indonesia di dunia internasional. Pria yang akrab dipanggil Aseli ini mendulang berbagai prestasi dunia pada kejuaraan BMX di sejumlah negara. Terakhir dalam sebuah ajang yang diadakan secara virtual oleh Negara Pamansam Amerika Serikat sebagai kiblat BMX Freestyle, pria asli Lobar itu mendapatkan Juara I.
Meskipun mendapatkan juara di luar negeri. Sayangnya, Losandia justru tidak diperhatikan di NTB. Jangankan diberikan apresiasi karena mendapatkan berbagai prestasi, sekadar dibantu untuk ikut kejuaraan saja tidak pernah. Kini Losandia harus menepi dari berbagai lomba, karena mengalami patah tulang selangka. Saat disambangi di rumahnya oleh pimpinan presidium dewan Sasak Muda Bersatu NTB HL Winengan bersama para pemuda pemudi dari komunitas YoLO (Youth of lembar Organization) akhir pekan kemarin, terlihat tangan kiri Losandia diikat menggunakan alat bantu arm sling penyangga tangan.
Losandia menuturkan, BMX Freestyle ditekuni sejak 2008 silam. Namun sempat vakum dan kembali aktif menekuni BMX tahun 2015 lalu. Karena keterbasan akses ikut kejuaraan, ia pun hanya bisa tampil (show) melalui dari kampung ke kampung di daerah Lombok. Dari video show-nya itulah ia pun diundang mengisi acara BMX Day ke Brunei Darussalam pada tahun 2019. Dari situ pula ia pun banyak dikenal oleh Atlet BMX Freestyle dari berbagai negara, seperti Malaysia. "Kemudian akhir tahun saya diundang pada sebuah kejuaraan di Malaysia, dan Alhamdulillah saya dapat juara pada dua kelas, masing-masing juara I di kelas Bunny hop atau trik lompat dan juara II pada gaya terbaik,"jelas dia.
Pada tahun 2020, ia juga meraih juara pada beberapa ajang di Luar negeri seperti di Portugal. Ajang ini diadakan Secara virtual. Paling prestisius ia berhasil mendapatkan penghargaan tertinggi pada ajang di Amerika serikat yang diadakan secara virtual. "Penghargaan tertinggi saya juara I video challenge (diadakan virtual) di Amerika serikat. Negara ini Kiblat BMX Freestyle,"jelas dia. Karena prestasinya di beberapa negara tersebut, barulah ia diketahui oleh BMX Indonesia. Kemudian memasuki masa pandemi, ia diundang ikut kompetisi BMX Freestyle video challenge yang diadakan oleh kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora). Pada ajang Kemenpora ini ia juga meraih juara I sebanyak dua kali dan juga II sekaligus. Berkat prestasinya itu, ia pun diundang oleh Menpora mengisi acara pada hari olahraga nasional (Haornas) 2020. "Alhamdulillah saya Diapresiasi oleh Menpora dan diberikan piagam penghargaan,"jelas dia. Sayangnya kata dia, justru dari pihak pemerintah di NTB sendiri dalam hal ini KONI daerah tidak ada apresiasi.
Selama menekuni BMX dan ikut kompetisi di beberapa negara, semua peralatan sepeda dibeli menggunakan uang pribadi. Uang hasil show (ngamen) dari kampung ke kampung hingga luar negeri tersebut dipakainya untuk membeli peralatan sepeda. "Dari hasil show (ngamen) dan dapat juara itu saya pakai beli peralatan, Tidak ada bantuan dari pemerintah,"aku dia. Saat ini ia terpaksa vakum, karena cidera yang dialami dua Minggu lalu saat membuat video challenge untuk konten YouTube. Tulang selangka patah sehingga harus dioperasi. Untuk operasi itupun ia mengaku tak punya biaya. Dana yang dibutuhkan sangat besar mencapai Rp 20 juta lebih. "Saya harus dioperasi, Kalau tidak ya lama proses penyembuhannya sekitar setahun lebih. Dan itu akan menghambat saya ikut kompetisi,"aku dia. Untuk biaya operasi ini, ia berencana menjual sepeda yang diberikan oleh sponsor dari Brunei Darussalam. Ia pun berharap bantuan dari pemerintah untuk biaya operasi. Ia juga berharap pemerintah menyiapkan arena khusus BMX freestyle karena di Lombok belum ada arena.
Pimpinan presidium dewan Sasak Muda Bersatu NTB HL Winengan mengatakan, pihaknya datang mengunjungi Losandia setelah mendapatkan informasi dari komunitas YoLO "Kami sebagai warga Pemuda Sasak (Dewan Sasak muda bersatu) memberikan sekadar dana untuk membantu biaya operasi,"jelas dia. Pihaknya Pun tidak hanya membantu dana, namun akan memfasilitasi Losandia untuk segera mendapatkan penanganan. Bahkan ia langsung mengontak beberapa pihak seperti pihak wakil wali kota Mataram H Mohan Roliskana dan rumah sakit Mataram. Ia juga langsung mengontak ketua KONI Lobar H Suherman untuk memintanya ikut membantu. Selain itu, pihak KONI NTB juga diminta turut membantu biaya operasi Losandia.
Ia mengaku tergerak membantu karena murni sosial dan kemanusiaan, ia perihatin ketika Atlet berprestasi seperti Losandia yang meraih juara di berbagai negara termasuk di Amerika serikat justru tidak diperhatikan di NTB. Selain atlet olahraga, ia juga Kerap membantu Qori dan Qoriah yang butuh bantuan. Ia berharap pemerintah memperhatikan para pemuda pemudi yang memilki prestasi di bidang masing-masing. Sementara itu, ketua KONI Lobar H Suherman mengatakan pihaknya akan membantu biaya operasi Losandia. "Saya akan bantu dia (Losandia), nanti kami berikan suport (dana),"imbuh dia. (Red)
Social Footer