Lombok Barat - Akibat warga Kediri Lombok Barat yang tidak mematuhi Protokol covid-19 pada proses pemakaman warga setempat dikhawatirkan terjadi penularan massal. Seperti kasus di Daerah Giri Tembesi Kecamatan Gerung, warga yang meninggal dibawa dari Bali diketahui mengakibatkan banyak warga terapar. Pihak Pemda sendiri belum melakukan Rapid tes di daerah seperti diminta warga setempat. Warga akan dilihat komitmennya dulu untuk menjalani karantina mandiri selama 7-10 hari. Mencegah terjadi kejadian serupa seperti di Kediri, pihak Pemda melalui kecamatan pun memperkuat tim negosiator melibatkan semua unsur terkait.
Ketua satgas covid-19 kecamatan Kediri sekaligus Camat, Hermansyah menegaskan sejak awal pihaknya bersama TNI polri dan tuan guru melakukan berbagai upaya pendekatan agar masyarakat paham. Namun hingga penawaran terakhir agar warga yang memandikan dan memakamkan jenazah menggunakan alat pelindung diri, akan tetapi itupun ditolak oleh warga.
"Itupun ditolak, yang terjadi sekarang kan banyak warga ataupun yang pernah kontak mendesak agar segera dilakukan Rapid tes. Tentu kami perlu koordinasi dengan Dikes kapan kesiapannya. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti kasus di desa lain, banyak tertular akibat tak Taati protokol covid-19 dalam Pemakaman,,"tegas dia.
Pihaknya tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya, Kasus seperti di Giri Tembesi akan terjadi di Kediri. Sebab di desa itu warga yang memandikan dan kontak positif covid-19. Pihaknya khawatir karena kondisi saat itu dipadati warga. Belum lagi ia menyayangkan, justru tenaga medis diusir oleh desa. Bahkan ada nakes dipukuli warganya.
"Saat ini lanjut dia, masyarakat yang kontak dengan almarhum meminta agar diperiksa, Rapid Tes, dan Swab. Namun dari pihak dinas kesehatan sendiri menunggu 5-7 hari. Ia sendiri sebaiknya dilakukan Swab langsung untuk memastikan mereka positif atau tidak. "Rencana Rapid tes hari Kamis,"tegas dia.
Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Hj Made Ambaryati mengatakan, dikes sudah menyiapkan langkah Rapid tes massal, terbatas untuk 50 orang.
"Kalau mau lebih silahkan ke rumah sakit swasta,"tegas dia.
Pihaknya melakukan rapid tes setelah 10 hari sesuai protokol kesehatan. Pihaknya sangat menyesalkan warga yang melakukan pemukulan terhadap petugas kesehatan, pihaknya pun berharap agar Aparat menindak tegas oknum yang melakukan pemukulan dan pengrusakan. (red)
Social Footer